Ekosistem

Kamu mungkin sudah mengenal ekosistem di kelas 7 tepatnya di bab 5. Ekosistem mempunyai 2 komponen pembentuk yaitu abiotik dan biotik.

Adapun tipe ekosistem meliputi tipe akuatik (air), teresterial (darat), dan buatan. Contoh ekosistem pun tidak sedikit.

A. Pengertian Ekosistem

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya.

Selain itu ekosistem bisa dijabarkan juga merupakan suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.

B. Komponen pembentuk

B.1 ABIOTIK 

Abiotik atau komponen tak hidup adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Bisa berupa bahan organik dan senyawa anorganik.
Faktor yang memengaruhi distribusi organisme, yaitu
  • Suhu, mamalia dan unggas membutuhkan energi untuk meregulasi temperatur dalam tubuhnya.
  • Air, contoh organisme di gurun beradaptasi terhadap ketersediaan air di gurun.
  • Garam, konsentrasi garam memengaruhi kesetimbangan air dalam organisme melalui osmosis.
  • Cahaya matahari, intensitas dan kualitas cahaya memengaruhi proses fotosintesis.
  • Tanah dan batu, Beberapa karakteristik tanah yang meliputi struktur fisik, pH, dan komposisi mineral membatasi penyebaran organisme berdasarkan pada kandungan sumber makanannya di tanah.
  • Iklim, kondisi cuaca dalam jangka waktu lama dalam suatu area juga mempengaruhi organisme.

B.2 BIOTIK

Biotik merupakan istilah yang biasanya dipakai untuk menyebut sesuatu yang hidup (organisme).

Komponen biotik merupakan sebuah komponen yang membentuk suatu ekonomi selain komponen abiotik.

Berdasarkan peran dan fungsinya, makhluk hidup dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1. Heterotrof / Konsumen

Komponen ini terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan organisme lain sebagai makanannya.

Manusia, hewan, mikroba, dan jamur merupakan golongan yang masuk dalam heterotrof. Komponen ini disebut juga konsumen mikro (fagotrof) karena ukuran makanan yang dimakan kecil.

2. Pengurai / Dekomposer

Pengurai (dekomposer) merupakan organisme yang menguraikan bahan organik yang asalnya dari organisme mati.

Bakteri dan jamur masuk dalam golongan pengurai. Ada juga pengurai yang dosebut detritivor yaitu hewan pengurai yang memakan sisa bahan organik, misalnya kutu kayu.

Pengurai juga disebut konsumen makro (sapotrof) karena ukuran makanan yang dimakan besar.

Tipe dekomposisi ada 3, meliputi:

  • Aerobik: oksigen adalah penerima elektron / oksidan.
  • Anaerobik: oksigen tidak terlibat. Bahan organik sebagai penerima elektron / oksidan.
  • Fermentasi: anaerobik namun bahan organik yang teroksidasi juga sebagai penerima elektron.

C. Tipe-tipe Ekosistem

Secara umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan ekosistem buatan.

C.1 AKUATIK (AIR)

1. Ekosistem air laut

Ditandai dengan kadar garam yang tinggi dengan ion CI- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan besar.

2. Ekosistem estuari
ekosistem estuari
Muara (estuari) adalah tempat bersatunya sungai dan laut. Muara dijumpai kerap dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi.

Contoh tumbuhannya: rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton.
Contoh hewannya: cacing, kerang, kepiting, dan ikan.

3. Ekosistem air tawar

Ciri-ciri ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Contohnya dari banyak jenis ganggang.

4. Ekosistem sungai

Air sungai dingin dan jernih serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Suhu air bervariasi sesuai dengan ketinggian dan garis lintang.

Contoh ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan gurame, kura-kura, ular, buaya.

5. Ekosistem laut dalam

Kedalamannya lebih dari 6.000 m. Umumnya ditemui lele laut dan ikan laut yang bisa mengeluarkan cahaya. Terdapat bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu sebagai produsen.

6. Ekosistem lamun

ekosistem lamun
Lamun merupakan satu‑satunya kelompok tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut.

Tepatnya di perairan pantai yang dangkal.

Seperti rumput di darat mereka punya tunas berdaun tegak dan tangkai yang merayap yang efektif untuk berkembang biak.

7. Ekosistem pantai

Dinamakan demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin.[5] Tumbuhan yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.[5]

8. Ekosistem terumbu karang

Terdiri dari coral yang ada di dekat pantai, efisiensi ekosistem terumbu karang sangat tinggi.  Adanya terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.

Makhluk hidup yang hidup diantara karang dan ganggang seperti berbagai invertebrata, ikan, mikro organisme.

Herbivoranya seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora.

C.2 TERESTERIAL (DARAT)

Wilayah ekosistem teresterial ditentukan oleh curah hujan dan termperatur. Ekosistem ini dikontrol melalui gangguan dan iklim. Pola ekosistem bisa berganti karena kebakaran, petir, dan manusia.

1. Padang rumput

Terbentang di daerah topik ke subtropik. Mempunyai curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun, hujan turun tidak secara teratur, aliran air cepat, dan peresapan air tinggi.

Contoh tumbuhannya: serigala, gajah, jerapah, serangga, kangguru, tikus, rumput, zebra, bison.

2. Gurun

Ada di kawasan tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Mempunyai curah hujan rendah (25 cm per tahun dan gersang.

Contoh tumbuhan khas: kaktus.
Contoh hewan yang hidup: kadal, kalajengking, katak, semut.

3. Karst (batu gamping /gua)

ekosistem karst
Di Indonesia kawasan karst mempunyai ciri hampir serupa yaitu tanah kurang subur untuk pertanian, rentan erosi, mudah longsor.

Ekosistem ini mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.

4. Sabana

Terletak di daerah tropik dengan curah hujan 40-60 inci per tahun, tetapi temrperatur dan kelembaban tergantung pada musim.

Sabana terluas ada di Afrika. Hewan yang hidup di sabana seperti: zebra, singa, dan hyena

5. Tundra

Ada di belahan bumi utara di lingkaran kutub udara dan terdapat di puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanamannya hanya 60 hari.

Contoh tumbuhan: sphagnum, tumbuhan biji semusim, liken, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang.

6. Hutan gugur

ekosistem hutan gugur
Ada di daerah dengan iklim 4 musim dengan curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit dan tidak terlalu rapat.

Hewan yang hidup di hutan gugur: rubah, burung pelatuk, rakun, bajing, beruang.

7. Hutan Hujan Tropis

Berada di daerah tropik dan subrtopik, mempunyai ciri curah hujan antara 200-225 cm per tahun. Banyak spesies pohon dengan jenis yang berbeda sesuai letak geografisnya.

Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro,yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme.

Daerah tudung cukup mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang hari sekitar 25 °C.

Contoh tumbuhan khas di hutan hujan tropis: liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit.

Contoh hewan: kera, badak, burung, harimau,babi hutan, dan burung hantu.

8. Taiga

Ada di bumi bagian utara dan di pegunungan daerah tropik, dengan ciri rendahnya suhu di musim dingin. Umumnya taiga adalah hutan yang terbentuk dari satu spesies seperti pinus, konifer, dan sejenisnya.

Tumbuhan basah dan semak sedikit sekali. Hewan beruang hitam, burung, ajag bermigrasi ke selatan ketika musim gugur.

C.3 BUATAN

Ekosistem ini dibuat oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan. Ekosistem ini mendapat energi dari luar dan mempunyai keanekaragaman rendah.

ekosistem buatan

Contoh ekosistem buatan adalah:

  • hutan tanaman produksi seperti jati dan pinus
  • bendungan
  • agroekosistem berupa sawah tadah hujan
  • perkebunan sawit
  • sawah irigasi
  • ekosistem ruang angkasa
  • ekosistem pemukiman seperti kota dan desa.

Yuksinau.id tambahkan sedikit soal penyebab ekosistem rusak, karena ekosistem bisa saja sewaktu-waktu mengalami kerusakan, penyebab kerusakan ekosistem bisa alami dan karena faktor manusia.

Faktor alami seperti banjir, tsunami, longsor, gunung meletus, dan lainnya. Sedangkan faktor manusia seperti penebangan pohon secara berlebihan, pembakaran hutan, menangkap ikan dengan racun dan bom, limbah industri dan lainnya.

Photo of author

Ahmad

Pemuda yang senang belajar dan berbagi dengan sesama

Tinggalkan komentar