Rumah Adat Jambi

Provinsi Jambi memang terkenal dengan budayanya, mulai dari pakaian tradisional hingga rumah adat.

Rumah adat Jambi merupakan rumah yang dimiliki oleh suku Batin yang merupakan suku asli Jambi.

Hingga saat ini, ada tiga jenis rumah adat Jambi yang masih bertahan, di antaranya yaitu Kajang Leko, Merangin, dan Batu Pangeran Wirokusumo.

Namun dari ketiga jenis tersebut, rumah adat Kajang Leko lah yang menjadi ikon dari kebudayaan Jambi dan masuk kedalam daftar rumah adat di Indonesia.

Sejarah Rumah Adat Suku Jambi

Sejarah Rumah Adat Suku Jambi

Untuk masyarakat Jambi, rumah tradisional suku setempat yang paling sering digunakan yaitu rumah Kajang Leko.

Dalam perjalanan sejarahnya, rumah tradisional ini melewati proses yang cukup panjang hingga berhasil ditetapkan sebagai ikon rumah tradisional masyarakat Jambi.

Awal mula ditemukannya rumah adat Kajang Leko yaitu pada tahun 1970.

Dimana pada tahun tersebut pemerintah pusat berencana untuk membangun Taman Mini Indonesia Indah, dan setiap provinsi di Indonesia harus memberikan ikon kebudayaan setempat.

Pada saat itu, Gubernur Jambi berusaha untuk mencari salah satu diantara banyaknya desain bangunan adat yang sudah ada.

Dengan tujuan agar nantinya ditetapkan sebagai ciri khas rumah adat provinsi Jambi.

Dalam proses pencarian tersebut, Gubernur kemudian mengadakan sebuah sayembara yang berjudul “Sepucuk Jambi Sembilan Lurah”.

Sayembara tersebut kemudian disebar pada seluruh masyarakat Jambi, lalu pada akhirnya Gubernur menemukan rumah adat yang cocok.

Rumah adat tersebut kemudian diberi nama Kajang Leko yang mana akan dijadikan sebagai ikon tetap rumah adat Jambi.

Pembagian Ruang Rumah Adat Jambi

Pembagian Ruang Rumah Adat Jambi

Rumah adat Kajang Leko sendiri dibagi menjadi beberapa ruangan.

Dimana setiap ruangan tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda.

1. Ruang Pelamban

Ruangan pertama yaitu ruang pelamban, dimana ruang ini berada dibagian sebelah kiri bangunan utama.

Material utama yang digunakan pada lantai ruangan ini yaitu bambu yang sudah dibelah dan diawetkan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Bambu tersebut kemudian disusun dengan jarak tertentu dengan tujuan agar air bisa mengalir ke bawah.

Masyarakat Jambi biasa menggunakan ruangan ini sebagai tempat untuk menerima tamu yang berkunjung sebelum diizinkan untuk masuk ke dalam rumah.

2. Ruang Masinding

Ruangan selanjutnya yaitu ruang Masinding, dimana ruangan ini berada di bagian depan rumah.

Masyarakat Jambi biasanya menyebut ruang masinding sebagai serambi depan.

Ruangan ini memiliki fungsi untuk menerima tamu, musyawarah, dan menggelar ritual adat kenduri.

Tamu yang biasa ada di ruangan ini yaitu tamu laki-laki, sedangkan tamu perempuan biasanya di ruangan lain.

Pada umumnya, ruangan ini memiliki ukuran yang cukup luas sehingga mampu menampung banyak orang.

Desain dinding ruangan masinding memiliki motif ukiran yang sangat beragam.

Beberapa motif ukiran tersebut diantaranya adalah:

  • Bungo Jeruk, biasanya motif ukiran ini berada di luar atas pintu.
  • Tampuk Manggis, biasanya motif ukiran ini berada di bagian atas pintu masuk.
  • Bungo Tanjung, biasanya motif ukiran ini berada di bagian depan masinding.

3. Ruang Gaho

Posisi ruang Gaho berada di sebelah kiri dengan bentuk bangunan yang memanjang.

Ruang Gaho berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan berbagai macam barang dan juga persediaan makanan.

Biasanya dinding pada ruangan ini memiliki motif ukiran ikan.

4. Ruang Tengah

Ruang yang terletak di tengah bangunan adat yang juga bersampingan dengan ruang masinding.

Dimana antara ruang tengah dan ruang masinding tidak dibatasi dengan sekat dinding, namun hanya dibatasi dengan menggunakan kain atau gorden saja.

Ruangan ini biasanya ditempati oleh perempuan, khususnya saat sedang berlangsung kegiatan atau upacara adat.

5. Ruang Dalam (Menalam)

Bagi masyarakat Jambi, ruang dalam atau menalam merupakan salah satu ruangan yang cukup privat.

Dimana tidak sembarangan orang bisa masuk ke dalam ruangan tersebut.

Dapat dikatakan bahwa ruang dalam merupakan salah satu ruangan penting yang ada di rumah adat Kajang Leko.

Setiap orang yang bertamu ke rumah tersebut, tidak diperbolehkan masuk ke ruangan ini tanpa mendapat izin dari pemilik rumah.

Di dalam ruang dalam atau menalam tersebut, terbagi lagi menjadi beberapa bagian.

Diantaranya yaitu kamar tidur orang tua, kamar tidur anak perempuan, dan ruang makan.

6. Ruang Atas (Penteh)

Ruang penteh merupakan ruangan yang berada di atas bangunan, atau bisa disebut juga dengan loteng.

Ruangan ini dibatasi dengan menggunakan plafon dengan bahan yang cukup kuat.

Fungsi dari ruangan penteh ini yaitu sebagai tempat untuk menyimpan berbagai barang yang sudah tidak terlalu sering digunakan.

7. Ruang Bawah (Bauman)

Berbanding terbalik dengan ruangan penteh, ruangan bauman ini berada di bagian bawah bangunan, yang pada umumnya tidak memiliki dinding dan lantai.

Ruang bauman juga biasa dijadikan sebagai tempat untuk menyimpan barang kebutuhan sehari-hari, digunakan untuk memasak, dan bisa juga digunakan untuk mengadakan acara tertentu.

8. Ruang Balik Malintang

Ruang balik malintang ini memiliki ukuran 2 meter x 9 meter, dimana lantai ruangan ini dibuat lebih tinggi jika dibandingkan dengan ruangan lainnya.

Tidak sembarangan orang bisa menggunakan ruang ini, mengingat ruang balik malintang adalah ruang utama yang ada pada rumah adat Kajang Leko.

Ruangan balik malintang ini berada di bagian ujung kanan bangunan dan menghadap langsung ke arah ruang tengah dan ruang masinding.

Gaya Arsitektur Rumah Adat Jambi

Gaya Arsitektur Rumah Adat Jambi

Rumah adat Kajang Leko terkenal karena memiliki gaya arsitektur yang unik.

1. Konstruksi Bangunan

Rumah Kajang Leko mengambil arsitektur marga batin sebagai konsep dasar dari bangunan adat tersebut.

Struktur bangunannya disangga dengan 30 tiang berukuran besar yang terbagi atas 24 tiang utama dan lainnya sebagai tang pelamban.

Rumah adat ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran 12 meter x 9 meter.

Pada bagian depan rumah, terdapat tangga yang digunakan sebagai akses untuk keluar masuk rumah.

Pada umumnya, terdapat 2 tangga yang terletak di bagian kanan dan kiri bangunan.

Tangga bagian kanan merupakan tangga utama, sedangkan tangga bagian kiri merupakan tangga penteh.

Sementara pada bagian atapnya terbuat dari bahan dasar anyaman ijuk.

Uniknya, atap rumah tersebut memiliki sebutan “gajah mabuk”, yang mana diambil dari nama pembuat desainnya.

Bentuk atapnya sendiri menyerupai bentuk perahu yang berujung melengkung ke atas.

Lengkungan pada atap tersebut dinamakan dengan lipat kajang.

Sedangkan untuk bagian dinding rumahnya, terbuat dari bahan dasar kayu yang terdapat ukiran khas Jambi.

2. Ornamen

Tidak bisa dipungkiri bahwa ornamen dan hiasan pada rumah adat Kajang Leko memiliki keunikan tersendiri.

Keunikan ornamen tersebut terletak pada motif hiasan yang sangat beragam dan diterapkan dalam bentuk ukiran.

Adapun ciri khas dari motifnya yaitu bergambar fauna (hewan) dan flora (tumbuhan).

Beberapa motif yang diterapkan diantaranya yaitu bungo tanjung, bungo jeruk, dan tampuk manggis.

Dimana setiap motif ukiran tersebut diterapkan pada ruangan yang berbeda-beda.

Ukiran flora tersebut juga menjadi salah satu bukti bahwa Jambi memiliki beragam tanaman dan sebagai pengingat masyarakat setempat bahwa peran hutan di dalam kehidupan sangatlah penting.

Selain motif flora, masyarakat Jambi juga biasa menggunakan motif fauna berupa ikan.

Hal tersebut menandakan bahwa mata pencaharian masyarakat Jambi pada umumnya adalah sebagai nelayan.

3. Jumlah Ruangan

Rumah adat Jambi memiliki beberapa ruangan yang mana setiap ruangan memiliki fungsi masing-masing.

Secara umum, rumah adat Kajang Leko terdiri dari 8 buah bagian yang telah dirincikan di atas.

4. Susunan Antar Rumah

Masyarakat Jambi sangat menjunjung tinggi kerapihan bangunan rumah.

Oleh karena itu, rumah adat Kajang Leko dibangun dalam satu kompleks yang saling berderetan.

Jarak antara bangunan 1 dengan bangunan yang lain kurang lebih 2 meter dan posisinya saling berhadapan.

Di bagian belakang setiap rumah, biasanya terdapat sebuah bangunan yang digunakan sebagai lumbung padi.

Kesimpulan

Rumah adat Jambi biasa dikenal dengan sebutan nama rumah adat Kajang Leko.

Rumah adat Kajang Leko terkenal karena gaya arsitekturnya yang khas dan unik.

Dimana rumah tersebut memiliki 8 bagian ruangan yang masing-masing ruangan memiliki fungsi tersendiri.

Photo of author

Ahmad

Pemuda yang senang belajar dan berbagi dengan sesama

Tinggalkan komentar